Kondisi Harga Minyak Dunia Turun di Tengah Oversupply
Indonesiaplus.id – Pada perdagangan pagi ini, Senin (27/4/2020), harga minyak mentah turun usai mencatat koreksi mingguan ketiga di tengah membengkaknya suplai global dan upaya produsen membatasi produksi.
Data Bloomberg, harga minyak WTI untuk pengiriman Juni 2020 turun 93 sen menjadi US$16,01 per barel di New York Mercantile Exchange pada pukul 8.35 pagi waktu Singapura.
Sedangkan perdagangan Jumat (24/4/2020), WTI kontrak Juni mampu melonjak 2,7 persen sehingga mengurangi penurunan sepanjang pekan lalu menjadi 32 persen.
Seiring WTI, minyak patokan global Brent untuk kontrak Juni 2020 terkoreksi 32 sen ke level US$21,12 pagi ini setelah jatuh 24 persen pekan lalu.
Tercatat aktivitas pengeboran di ladang minyak onshore Amerika terjadi penurunan terbesar dalam 14 tahun pekan lalu usai minyak berjangka New York jatuh di bawah level nol untuk pertama kalinya dalam sejarah.
Arab Saudi telah mulai mengurangi produksi menjelang tanggal kesepakatan dimulainya pengurangan pasokan OPEC+ pada 1 Mei, bersama dengan Kuwait, Aljazair dan Nigeria.
Sementara itu, di sisi lain ada tanda-tanda tentatif pada akhir pekan bahwa wabah penyakit virus corona (Covid-19) mungkin telah melonggarkan cengkeramannya.
Kondisi di Spanyol, Italia, dan Prancis melaporkan laju angka kematian baru paling lambat dalam lebih dari sebulan, Inggris dan New York melaporkan angka kematian baru terendah sejak akhir Maret.
Isu kelebihan suplai minyak menghantui pasar komoditas ini. Para pedagang, penyuling dan penyedia infrastruktur berupaya mencari cara baru menimbun minyak mentah, termasuk pada tongkang kecil di sekitar pusat perdagangan minyak Eropa dan di jaringan pipa-pipa.
Salah satunya di pusat penyimpanan di Cushing, Oklahoma, titik pengiriman untuk minyak berjangka Intermediate West Texas, terisi dengan cepat dan memberi tekanan tambahan pada patokan minyak mentah AS.
“Ada kekhawatiran seputar meningkatnya persediaan global, terutama di AS saat pandemi virus corona yang membebani konsumsi bensin, menekan harga minyak,” ujar Kim Kwangrae, analis komoditas di Samsung Futures Inc., seperti dilansir melalui Bloomberg.
“Kendati OPEC mulai membatasi output, permintaan untuknya masih belum mendukung dan ini akan menjadi faktor penurunan harga,” imbuhnya.
Sepanjang tahun ini, harga minyak merosot lebih dari 70 persen akibat terbebani langkah lockdown di seantero dunia yang melongsorkan konsumsi untuk komoditas ini.[sal]